6 Dampak Negatif Sekolah Online dan Tips Mengatasinya

Pandemi memang membuat segala sesuatu berubah, termasuk dengan cara bersekolah. Selama pandemi, sekolah diwajibkan dilaksanakan secara online. Walaupun bertujuan baik, tapi tetap ada dampak negatif sekolah online yang cukup terasa.

Tidak bisa dipungkiri jika sekolah tatap muka berbeda dengan sekolah online. Bukan hanya dalam hal suasana bersekolah, tetapi juga dengan metode pembelajaran yang diajarkan. Beban ini tidak hanya ditanggung murid, tetapi juga guru hingga orang tua.

Dampak Negatif Sekolah Online Bagi Siswa

Tentunya yang paling terdampak dalam penerapan sekolah daring ini adalah murid. Beberapa hal di bawah ini seringkali dialami mereka yang menjalani pembelajaran tanpa tatap muka langsung.

1.      Kurang Bimbingan dari Guru

Menurut survei dari lembaga SMRC, 92% responden yang masih berstatus sekolah dan kuliah mengatakan bahwa mereka kesulitan saat harus menjalankan sekolah online. Dari semua alasan, maka alasan kurang bimbingan dari guru menduduki  peringkat terbanyak sebesar 38%.

Memang meski saat sekolah daring, siswa masih mendapatkan pelajaran dari guru, tapi tentu tidak sedekat dan seakrab ketika melakukan pertemuan tatap muka. Pembelajaran daring memang memiliki keterbatasan, terutama masalah keterikatan emosional.

Karena kesenjangan ini, maka ada sebagian siswa yang enggan bertanya saat belum paham materi yang diajarkan. Terkadang, penjelasan secara langsung juga lebih dapat dipahami daripada penjelasan dari layar gawai.

2.      Kemampuan Bersosialisasi Berkurang

Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, maka sudah tentu mereka butuh untuk berinteraksi dengan orang lain. Memang perangkat ponsel dan internet memudahkan seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Walau demikian, pertemuan langsung juga masih dibutuhkan. Sekali lagi hal ini berkaitan dengan aspek afeksi yang dibutuhkan manusia. Jika terlalu lama akrab dengan gawai saja, maka kemampuan mereka dalam bersosialisasi akan berkurang.

Hal ini disebabkan interaksi di dunia maya yang terbatas, tidak sama dengan pengalaman di dunia nyata.

3.      Meningkatnya Ketergantungan pada Orang Tua

Penelitian lain juga memperlihatkan bahwa ketergantungan siswa kepada orang tua menjadi lebih tinggi dibandingkan saat mereka belajar di sekolah. Saat tidak memahami pelajaran, maka cara termudah adalah bertanya kepada orang tua.

Bahkan di situasi tertentu, orang tua juga yang mengerjakan tugas dari siswa karena merasa kewalahan memberikan pemahaman, sementara sang anak tidak kunjung mengerti. Selain itu, siswa juga lebih akrab dengan situs semacam Brainly untuk menyelesaikan tugas.

Tanpa perlu berpikir lebih jauh, mereka bisa mendapatkan jawaban dengan mudah dengan cara bertanya di situs tersebut. Dampak negatif sekolah online ini muncul karena kebanyakan orang masih mementingkan nilai daripada kemampuan anak memahami sebuah nilai atau pembelajaran.

4.      Masalah Kesehatan Mata

Masalah lain yang muncul selama proses pembelajaran daring adalah perihal kesehatan mata. Banyak anak yang mengeluhkan mata mudah capek, mata perih, dan gangguan penglihatan lainnya karena terlalu sering terpapar radiasi layar ponsel maupun laptop.

Hal ini sama seperti yang terjadi pada pekerja kantoran saat terlalu sering bekerja di depan komputer. Bukan hanya mata, seringnya penyakit salah otot hingga perubahan bentuk postur tubuh juga bisa terjadi jika anak terlalu lama duduk di depan gawai mereka.

5.      Meningkatnya Tekanan pada Mental Anak

Apakah ada dampak kesehatan mental pada anak karena sekolah daring? Dari banyak cerita anak dan orang tua, pembelajaran daring memang cukup melelahkan. Bahkan anak-anak yang seharusnya bisa belajar dengan santai pun bisa terkena tekanan mental.

Bukan hanya masalah tugas yang menumpuk, tetapi juga kurang memahami pelajaran, sinyal yang buruk, gawai yang tidak memadai dan sebagainya bisa menimbulkan permasalahan yang cukup pelik.

6.      Cepat Bosan dan Malas

Hal yang membedakan sekolah daring dengan luring salah satunya adalah perihal suasana. Ketika melakukan pembelajaran tatap muka, suasana bisa berganti-ganti. Obrolan seru dengan teman, suasana tegang saat ulangan, bahkan omelan guru bisa membuat suasana berwarna.

Saat sekolah daring, maka suasana yang didapatkan anak hanya melulu rumah dan kondisinya yang begitu-begitu saja. Hal ini sering membuat anak malas belajar dan cepat bosan. Mereka lebih memilih bermain daripada belajar.

Dampak Negatif Sekolah Online Bagi Orang Tua dan Guru

Tidak hanya siswa yang terdampak pembelajaran daring, tetapi juga orang tua dan guru. Dampak pandemi Covid-19 pada pendidikan ternyata dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

1.      Biaya Untuk Penyediaan Gawai dan Kuota

Selain biaya sekolah yang tidak mengalami pengurangan walau pembelajaran dilakukan daring, orang tua masih dibebani juga dengan biaya tambahan. Misalnya, biaya untuk menyediakan gawai yang memadai serta kuota untuk bisa terhubung dengan internet.

Hal ini tentu cukup menyusahkan. Terlebih jika ada tugas yang mengharuskan anak mengeluarkan biaya tambahan, misalnya praktek memasak, membuat prakarya, dan lain sebagainya.

2.      Butuh Waktu Untuk Pendampingan Ekstra

Saat ada di rumah, tentu orang yang bertanggung jawab dalam pengasuhan adalah orang tua atau orang dewasa lain di sekitar anak. Maka saat anak mengalami kesulitan belajar, mereka akan lari pada orang tua.

Tentunya orang tua harus bisa menyediakan waktu, tenaga, dan juga pikiran. Tidak menutup kemungkinan juga orang tua harus kembali belajar untuk bisa memberikan penjelasan kepada anak mereka.

Guru pun mendapatkan tambahan tanggung jawab dengan melakukan visitasi bergilir pada anak didik mereka. Hal ini bertujuan untuk memantau proses belajar anak. Kegiatan ini tentu tidak diperlukan saat pembelajaran masih dilakukan secara luring.

3.      Masalah Kesehatan Emosi

Orang tua dan guru yang sudah letih dengan segala pekerjaan, kemudian harus menyediakan waktu dan tenaga untuk membantu anak belajar, tentu bukan perkara mudah. Bahkan, keadaan yang terjadi adalah orang tua lebih mudah tersulut emosinya.

Kecerdasan mengelola emosi memang dibutuhkan pada saat seperti ini. Komunikasi yang baik antara anak dan orang tua harus terus ditingkatkan agar tidak terjadi kesalahpahaman yang memperburuk kondisi belajar anak.

Tips Mengatasi Masalah Belajar Anak

Agar anak bisa mendapatkan ilmu yang seharusnya tanpa rasa tertekan, maka dibutuhkan ruang belajar yang nyaman. Ruangan tidak harus mewah, tetapi paling tidak harus bersih dan nyaman untuk belajar.

Selain itu, suasana harus bisa mendukung anak saat belajar, misalnya tidak membuat suara gaduh, tidak melakukan aktivitas lain di sekitar anak yang belajar dan lain sebagainya. Udara yang bersih dan segar juga bisa menjadi pendukung suasana yang nyaman untuk belajar anak.

Salah satu cara untuk mendapatkan udara yang segar adalah dengan menggunakan pemurni udara atau air purifier. Keberadaan alat ini sangat diperlukan guna menjauhkan polusi yang bukan hanya berimbas pada kesehatan tetapi juga kemampuan belajar anak.

Produk air purifier dari Drewcare sangat mengerti kebutuhan konsumen akan udara yang bersih dan segar. Dengan HEPA filter dan karbon aktif, udara kotor bisa disaring dan disalurkan kembali dalam keadaan bersih dan segar.

Ada banyak produk air purifier yang menjadi andalan dari Drewcare. Dengan alat ini, dampak negatif sekolah online pada anak bisa dikurangi karena kegiatan belajar menjadi lebih nyaman. Selain itu, seisi rumah juga bisa lebih semangat dalam beraktivitas.

6 Dampak Negatif Sekolah Online dan Tips Mengatasinya | Makka El Fatih Setiawan | 4.5